Solidaritas Mekanis dan Organis
Perubahan dalam pembagian kerja kerja
memiliki implikasi yang sangat besar bagi struktur masyarakat. Durkheim
sangan tertarik dengan perubahan cara di mana solidaritas sosial
terbentuk, dengan kata lain, perubahan cara-cara masyarakat bertahan dan
bagaimana anggotanya melihat diri mereka sebagai suatu bagian yang
utuh. Indikator pokok yang penting solidaritas yaitu:
1. Ruang lingkup dan kerasnya hubungan yang bersifat represif atau menekan.
2. Hukum itu didefinisikan bahwa penyimpangan dianggap sesuatu yang jahat dan mengancam kesadaran kolektif.
3. Memiliki aturan sosial atau kesepakatan bersama.
Untuk menjelaskannya, Durkheim membagi dua
tipe solidaritas yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis.
Solidaritas mekanis didasarkan pada suatu tingkatan homogenitas tinggi
dalam kepercayaan, sentimen, pekerjaan, dan lain-lain. Masyarakat yang
ditandai oleh solidaritas mekanis menjadi satu dan padu karena orang
adalah generalis. Ikatan dalam masyarakat seperti ini terjadi karena
mereka terlibat dalam aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawab
yang sama.
Solidaritas organis muncul karena pembagian
kerja bertambah banyak, pertambahan pembagian kerja menimbulkan tingkat
ketergantungan, sehingga hal itu akan sejalan dengan bertambahnya
spesialisasi di bidang pekerjaan kemudian bertambahnya spesialisasi
menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan individu. Masyarakat yang
ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru dengan
perbedaan yang ada di dalamnya, karena adanya rasa ketergantungan antara
satu dengan yang lain. Dengan fakta bahwa semua orang memiliki
pekerjaan dan tangung jawab yang berbeda-beda.
Karena masyarakat modern relatif
memperlihatkan lapangan pekerjaan yang sempit, maka mereka membutuhkan
banyak orang untuk bertahan. Keluarga primitif (masyarakat yang
sederhana) dikepalai oleh ayah sebagai pemburu dan ibu sebagai peramu
tumbuhan yang secara praktis mencukupi kebutuhannya, sementara keluarga
modern membutuhkan penjual makanan, tukang roti, tukang daging, montir,
guru, polisi, dan lain sebagainya. Masyarakat tersebut pada gilirannya,
membutuhkan bermacam-macam jasa dari orang lain agar dapat bertahan
hidup di dunia modern. Dalam pandangan Durkheim, masyarakat modern
dipertahankan bersama oleh spesialisasi orang dan kebutuhan mereka akan
jasa sekian banyak orang. Spesialisasi ini bukan hanya pada tingkat
individu saja, akan tetapi juga kelompok, struktur, dan institusi.
Durkheim berpendapat bahwa masyarakat
primitif memiliki kesadaran kolektif yang lebih kuat, yaitu pemahan,
norma dan kepercayaan bersama. Peningkatan pembagian kerja menyebabkan
menyusutnya kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif kurang signifikan
dalam masyarakat yang ditopang oleh solidaritas organis daripada
masyarakat yang ditopang oleh solidaritas mekanis. Masyarakat modern
lebih mungkin bertahan bersama dengan pembagian kerja dan membutuhkan
fungsi-fungsi yang dimiliki oleh orang lain daripada bertahan dengan
kesadaran kolektif bersama dan kuat. Oleh karena itu, meskipun
masyarakat organis memiliki kesadaran kolektif, namun masyarakat
tersebut adalah bentuk yang lemah yang tidak memungkinkan terjadinya
perbedaan individual.
Di dalam masyarakat yang dibentuk oleh
solidaritas mekanis, kesadaran kolekrif melingkupi seluruh masyarakat
anggotanya, dia sangat diyakini, sangat rigid, dan isinya sangat
bersifat religius. Sementara dalam masyarakat yang memilki solidaritas
organis, kesadaran kolektifnya dibatasi pada sebagian kelompok, tidak
dirasakan terlalu mengikat, kurang rigid dan isinya adalah kepentingan
individu yang lebih tinggi daripada pedoman moral.
Ada beberapa contoh dalam masyarakat tentang
solidaritas mekanis dan organis. Yaitu pada masyarakat yang memiliki
pola pembagian kerja yang sedikit, seperti pada masyarakat desa.
Masyarakat desa memiliki homogenitas pekerjaan yang tinggi misalnya
sebagai petani. Dengan kesamaan yang dimiliki oleh masyarakat desa,
dengan kesamaan itu membuat kesadaran kolektif antara individu di dalam
masyarakat itu sangat tinggi. Masyarakat desa juga homogenitas dalam
kepercayaan sangat tinggi, dibandingkan masyarakat kota.
Kesamaan-kesamaan itulah yang mepersatukan masyarakat desa.
Sebaliknya, perhatikan perusahaan dagang.
Apa yang mempersatukan organisasi seperti itu? Kemungkinan besar,
motivasi-motivasi anggotanya adalah keinginan mereka akan imbalan
ekonomi yang akan diterima atas partisipasinya, dan di dalam organisasi
dagang masing-masing anggotanya akan merasa tergantung satu dengan yang
lain. Misalnya dalam suatu pabrik, ada kecenderungan orang berada di
mesin teknisi, pengawas, penjual, orang yang memegang pembukuan,
sekretaris, dan seterusnya. Dengan semua kegiatan berspesialisasi mereka
berhubungan dan saling tergantung sedemikian rupa, sehingga sistem
tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada
saling ketergantungan.
Hipotesa
Bahwa solidaritas mekanis dibentuk oleh
masyarkat yang masih memiliki kesadaran kolektif yang sangat tinggi,
kepercayaan yang sama, cita-cita dan komitmen moral. Masyarkat yang
menggunakan solidaritas mekanis, mereka melakukan aktifitas yang sama
dan memiliki tanggung jawab yang sama.
Sebaliknya, solidaritas organis dibentuk
karena semakin banyak dan beragamnya pembagian kerja. Sehingga pembagian
kerja tersebut membuat spesialisasi pekerjaan di dalam masyarakat yang
menyebabkan kesadaran kolektif menjadi menurun. Semua kegiatan
berspesialisasi mereka berhubungan dan saling tergantung satu sama lain,
sehingga sistem tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang
berfungsi didasarkan pada saling ketergantungan.
Daftar Pustaka
1. Ritzer, George dan Goodman, Douglas J.
2008. Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Bantul: Kreasi Wacana.
2. Paul Johnson, Doyle.1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Sumber:
http://fisip.uns.ac.id/blog/purwitososiologi/2011/06/13/solidaritas-mekanis-dan-solidaritas-organis-emile-durkheim/
0 Response to " Solidaritas Mekanis dan Solidaritas Organis "
Posting Komentar